Akses Informasi Masyarakat melalui SMS Center Bupati ke 08113445999, SMS Malowopati 08113322958, SMS LAPOR ketik BJN [spasi] ISI kirim ke 1708

Artikel

Sejarah Desa

26 Agustus 2016 15:38:09    198 Kali Dibaca 

Sejarah Desa

Sekilas Sejarah Desa Nargomulyo

Dahulu kala, sebelum Desa Margomulyo sudah ada dua dusun yang hidup saling berdampingan, Dusun Lemahbang dan Dusun Medayun, keadaan kedua dusun tersebut tanahnya sangat subur dan ketika panen hasil selalu melimpah, namun karakter warga kedua dusun tersebut sangat keras sekali tidak mau mengalah antara satu dengan yang lain, selalu mementingkan egonya masing-masing.

Untuk menghilangkan imej negatif tersebut, akhirnya sesepuh kedua dusun tersebut, bersama-sama dengan warga bermusyawarah, akhirnya disepakati menyatukan dua dusun tersebut menjadi Margomulyo. Margo artinya jalan dan Mulyo artinya lurus. Dengan nama baru ini diharapkan warga Margomulyo hidup dengan menggunakan jalan yang lurus yaitu jalan kebenaran.

Pesta kecilpun diadakan untuk menyambut nama desa yang baru. Semua warga berkumpul, dan ikut memanjatkan do’a untuk desanya. Beritapun menyebar, bahwa kedua dusun tersebut disatukan menjadi Margomulyo, hingga sekarang ini.

 

Sekilas Sejarah Dusun Lemahbang

Jejak-jejak peninggalan Islam di nusantara ternyata juga banyak ditemukan di Kabupaten Bojonegoro. Ya, salah satunya adalah tempat yang diyakini warga sebagai petilasan Syekh Siti Jenar, sang tokoh yang hidup di zaman Wali Sanga.

Lokasi yang diyakini terdapat petilasan Syekh Siti jenar tersebut berada tidak jauh dari Kota Bojonegoro, yakni di Dusun Lemahbang Desa Margomulyo Kecamatan Balen. Tak ada yang menyangka jika di desa tersebut ada sebuah petilasan atau tempat singgah yang konon merupakan salah satu dari wali sanga.

Sidik, sang juru kunci petilasan mengungkapkan, tempat tersebut dulu pernah menjadi tempat peristirahatan Syekh Siti Jenar saat sedang melakukan perjalanan dari Gresik ke Jawa Tengah. “ Di tengah perjalanan, beliau singgah di sini”, tutur Sidik, mengawali perbincangan.

Sidik sendiri mengaku tidak mengetahui pasti bagaimana kisah Syekh Siti jenar yang sebenarnya. Ajaran yang disampaikan Syekh Siti Jenar pun, dia mengakui tidak mengetahui persisnya.

 

Sekilas Sejarah Dusun Medayun

Mbah Proyo, begitulah masyarakat sekitar menyebutnya. Lokasinya Di Dusun Medayun, Desa Margomulyo, Kec. Balen, Kab. Bojonegoro, Jawa Timur. Kalian tidak akan menemukan lokasi punden Dusun ini dengan mudah jika tidak bertanya kepada penduduk sekitar. Ini adalah kisah perjalanan pertamaku mengunjungi tempat ini pada tanggal 4 Juli kemarin.

Dusun Dayun terkenal dengan kisah bledeg angrem nya.  Bledeg dalam artian yang sebenarnya, dalam masyarakat Jawa berarti petir. Percaya atau tidak,  dihari -hari tertentu ketika hujan badai, ada satu lokasi khusus yang memang sering dan hampir selalu disambar petir. Di Dusun yang aneh ini, ada sebuah makam tokoh yang bernama Mbah Proyo dan dijadikan punden Dusun.  Menurut penuturan masyarakat sekitar, cukup banyak orang yang datang berziarah ke sini, bahkan dari luar kota.

Hari itu, saya bersama kesayangan dan seorang kawan yang sekaligus seperti guru bagi saya, datang ke makam Mbah Proyo. Lokasi makamnya menjadi satu dengan pemahaman umum dusun tersebut. Dengan halaman depan yang cukup luas, dua pojok beringin dan sebuah pohon cemara memberikan suasana asri, sepi sekaligus sebuah sensasi kenyamanan yang tidak bisa dijelaskan.

Makamnya diberi batu nisan tanpa nama dari sebuah batu kumbung besar. Berjajar 3 baris, entah yang mana makam Mbah Proyo yang asli.  Cungkup makamnya terbuat dari kayu jati, dipagar dengan kayu jati juga. Sedang atapnya terbuat dari daun pohon bogor yang dirangkai. Sederhana, sangat sederhana, tapi juga sangat menyenangkan untuk dilihat.

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Info Umum

Peta Desa

Aparatur Desa

Sinergi Program

Agenda

Statistik Penduduk

Info Media Sosial